Tren Fast Fashion di Era Media Sosial: Daya Tarik, Tekanan, dan Dampaknya

RUANGBICARA.co.id – Di era media sosial, standar kecantikan dan mode terus berkembang dengan cepat. Salah satu tren yang paling menonjol adalah fast fashion yang didorong oleh para selebgram.

Mereka kerap memamerkan pakaian baru dalam setiap unggahan, menciptakan tekanan tersendiri bagi pengikutnya untuk selalu tampil trendi. Namun, di balik tren ini terdapat berbagai dampak sosial, psikologis, dan lingkungan yang perlu diperhatikan.

Fast fashion adalah model bisnis yang menghasilkan pakaian dengan cepat dan murah, memungkinkan konsumen untuk mengikuti tren terbaru. Di media sosial, selebgram menjadi ujung tombak pemasaran tren ini.

BACA JUGA: Seksinya Lydia Onic Pakai Jersey Manchester United, Bikin Ger-geran dengan Potret Cantiknya

Dengan ribuan hingga jutaan pengikut, mereka memamerkan berbagai pakaian stylish yang terlihat mudah diakses dan relevan. Sayangnya, ini sering kali menciptakan standar tak realistis tentang bagaimana seseorang seharusnya tampil setiap hari.

Media sosial sering kali memengaruhi perilaku konsumtif anak muda. Melihat selebgram yang terus mengganti pakaian baru dapat membuat pengikut merasa perlu melakukan hal yang sama.

Tekanan ini tidak hanya berdampak pada keuangan, tetapi juga pada kesehatan mental, karena banyak yang merasa tidak cukup baik jika tidak bisa mengikuti tren terbaru.

Produksi Fast Fashion

Di balik kecepatan produksi fast fashion, ada harga besar yang harus dibayar oleh lingkungan. Produksi pakaian cepat menghasilkan limbah tekstil dalam jumlah besar, mencemari air, dan melepaskan emisi karbon.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *