Jakarta – Indonesia tengah menghadapi darurat kebutuhan gizi akibat pola pengeluaran keluarga yang kurang optimal.
Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas, dr. Maria Endang Sumiwi, mengungkapkan bahwa pengeluaran keluarga untuk rokok dan tembakau hampir menyamai pengeluaran untuk kebutuhan protein hewani. Pernyataan ini didasarkan pada data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023.
Menurut data tersebut, belanja untuk rokok dan tembakau menempati persentase yang signifikan di berbagai tingkat pengeluaran masyarakat.
BACA JUGA:Â Mudah Didapat, Ini Tiga Rempah yang Ampuh Sehatkan Jantung
Pada kuintil 1, pengeluaran untuk rokok mencapai 11,54%, kuintil 2 sebesar 13,39%, kuintil 3 sebesar 14,17%, kuintil 4 sebesar 14,30%, dan kuintil 5 sebesar 11,35%.
Di sisi lain, pengeluaran untuk protein hewani, seperti ikan, daging, telur, dan susu, sedikit lebih tinggi, dengan kuintil 1 mencatat 14,83% dan kuintil 5 mencapai 20,6%.
Namun, tantangan terkait gizi di Indonesia tidak berhenti di sini. Masalah gizi kurang, kekurangan mikronutrien, dan obesitas masih menjadi ancaman serius.






