Jakarta – Shopee Indonesia kembali menjadi sorotan publik terkait isu pemutusan hubungan kerja (PHK) yang menimpa ratusan karyawannya. Bahkan, kasus ini memperpanjang daftar PHK yang sudah dilakukan Shopee selama dua tahun terakhir.
Menurut laporan, sejak 2023 hingga 2024, lebih dari 1.000 karyawan Shopee terdampak kebijakan efisiensi perusahaan. Terlebih lagi, pada April 2025, Shopee melakukan layoff terhadap satu divisi, yaitu tim solo project video, yang menyebabkan sekitar 300 karyawan harus meninggalkan perusahaan.
BACA JUGA: Dedi Mulyadi Tak Peduli Persikas Subang Mau Diambil Orang: Bukan Urusan Saya
“Saya dan teman-teman di tim solo project video sekitar 300 orang terkena layoff. Sedih banget,” ungkap salah satu mantan karyawan yang terdampak, dikutip Kamis (29/5/2025).
Namun, menanggapi kabar tersebut, Deputy Director of Public Affairs Shopee, Radynal Nataprawira menegaskan bahwa langkah tersebut bukanlah PHK massal. Justru, kebijakan ini merupakan relokasi sebagian tim operasional ke wilayah Jawa Tengah untuk meningkatkan efisiensi kerja.
Selain itu, bagi karyawan yang memilih tidak mengikuti opsi relokasi atau transfer internal, Shopee tetap memberikan dukungan penuh. Bahkan, kompensasi yang diberikan diklaim melebihi ketentuan pemerintah, lengkap dengan fasilitas asuransi hingga tiga bulan ke depan.
Radynal juga menambahkan bahwa proses restrukturisasi ini tidak akan mengganggu operasional Shopee secara keseluruhan. Saat ini, Shopee memiliki tiga kantor utama yang berlokasi di Jakarta, Yogyakarta, dan Solo. Perusahaan pun telah merekrut ribuan talenta lokal dalam beberapa tahun terakhir untuk memperkuat operasional di ketiga wilayah tersebut.