RUANGBICARA.co.id, Jakarta – Pemerintah terus mendorong penguatan industri perkeretaapian nasional demi menjawab lonjakan kebutuhan transportasi dalam negeri sekaligus merebut peluang ekspor yang terus tumbuh. Salah satu strategi utamanya adalah mengurangi ketergantungan terhadap komponen impor dengan mengoptimalkan produksi lokal.
Menurut Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza, mobilitas penumpang diperkirakan meningkat sebesar 10,6 persen per tahun, sementara angkutan barang naik hingga 12,3 persen. Oleh karena itu, kata dia, pendalaman struktur industri, terutama yang berbasis logam, menjadi sangat krusial untuk memperkuat daya saing sektor perkeretaapian nasional.
BACA JUGA: Diam-diam Efisien, Jasa Marga Pangkas Biaya dan Raup Laba Fantastis
“Pendalaman struktur industri dalam negeri sangat penting untuk memperkuat daya saing sektor perkeretaapian nasional,” tegas Faisol, Senin (28/7/2025).
Lebih lanjut, Faisol menjelaskan bahwa selain memenuhi kebutuhan domestik yang meningkat seiring pembangunan jalur penghubung ekonomi, pemerintah juga membidik pasar ekspor. Berdasarkan laporan Grand View Research 2023, nilai pasar global sarana kereta api diproyeksikan mencapai USD96,5 miliar pada 2030, dengan pertumbuhan 6,3 persen per tahun. Wilayah Asia Pasifik disebut sebagai pasar terbesar.
“Indonesia punya peluang besar dalam pasar ini. Maka kami terus mendorong industri lokal, seperti PT INKA, untuk bisa memenuhi kebutuhan dalam dan luar negeri,” lanjutnya.