RUANGBICARA.co.id – Malam penghargaan Ballon d’Or 2025 baru saja digelar di Theatre du Chatelet, Paris, Prancis, pada Selasa (23/9/2025) dini hari. Panggung megah itu menjadi saksi ketika Ousmane Dembele menorehkan sejarah baru bersama Paris Saint-Germain (PSG) usai mengangkat trofi bergengsi tersebut.
Namun, setiap perhelatan Ballon d’Or selalu mengingatkan dunia pada satu sosok ikonik, yaitu: George Weah, pemain asal Liberia yang menjadi pionir bagi pesepak bola non-Eropa. Ia tercatat sebagai pemain pertama dari luar Eropa yang berhasil memenangkan Ballon d’Or pada 1995.
BACA JUGA: Tak Banyak yang Tahu, Ternyata Sosok Ini Pernah Jadi Pemain non-Eropa Pertama Pemenang Ballon d’Or
Sejak digagas oleh Gabriel Hanot, jurnalis France Football, pada 1956, Ballon d’Or hanya diperuntukkan bagi pemain asal Eropa yang berkarier di klub Eropa. Aturan ini membuat nama besar seperti Diego Maradona dan Pelé tidak pernah bisa meraih trofi emas meski kualitasnya diakui dunia.
Situasi berubah drastis pada 1995. France Football akhirnya membuka kesempatan bagi pemain non-Eropa yang bermain di klub-klub Eropa. Dari sinilah George Weah mencatatkan sejarah emas.
Sosok
George Manneh Oppong Ousman Weah lahir pada 1 Oktober 1966 di Clara Town, Monrovia, Liberia. Lahir dari keluarga sederhana dengan 12 anak, perjalanan hidupnya tidak mudah. Namun, bakat sepak bolanya membawanya keluar dari jalanan Monrovia menuju klub-klub besar Eropa.
Karier profesionalnya dimulai di Afrika bersama Invincible Eleven (Liberia) dan Tonnerre Yaoundé (Kamerun). Setelah itu, ia pindah ke Eropa dan memperkuat AS Monaco (1988–1992), Paris Saint-Germain (1992–1995), hingga mencapai puncaknya di AC Milan (1995–2000).
Di San Siro, Weah menjadi bintang. Kecepatan, kekuatan fisik, dan insting mencetak gol membuatnya ditakuti lawan. Prestasi individunya mencapai puncak pada 1995 ketika ia merebut Ballon d’Or, sekaligus dinobatkan sebagai Pemain Terbaik FIFA, Pemain Terbaik Eropa, dan Pemain Terbaik Afrika.
