RUANGBICARA.co.id – Pemerintah mencatat realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah mencapai Rp217,20 triliun atau 76,86 persen dari target tahun 2025. Capaian tersebut berhasil menjangkau 3,69 juta debitur di seluruh Indonesia. Angka ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam memperkuat sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai tulang punggung perekonomian nasional.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan capaian tersebut saat menghadiri Akad Massal KUR dan peluncuran Kredit Program Perumahan (KPP) di Surabaya, Selasa (21/10). Kegiatan ini diikuti serentak di 38 provinsi dengan melibatkan sekitar 800.000 debitur.
BACA JUGA: Bahana Sekuritas Ajak Masyarakat Melek Investasi di Pameran Keterbukaan Informasi Publik 2025
“Bapak Ibu penerima KUR adalah pahlawan ekonomi kita. Para UMKM, petani, nelayan, dan entrepreneur menjadi penggerak utama perekonomian nasional,” ujar Airlangga dalam siaran persnya, Selasa (21/10/2025).
Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan bahwa hingga pertengahan Oktober 2025, penyaluran KUR telah menjangkau pelaku usaha di berbagai sektor. Menariknya, tingkat kredit bermasalah (NPL) tetap terjaga di angka 2,28 persen, jauh lebih rendah dibanding rata-rata nasional yang mencapai 4,55 persen.
Selain itu, sebanyak 926.742 debitur berhasil naik kelas, menandakan bahwa KUR mampu mendorong transformasi usaha rakyat menjadi lebih produktif dan berdaya saing. Bahkan, dalam sembilan bulan pertama tahun ini, 2,34 juta debitur baru telah memperoleh pembiayaan melalui program KUR.
Tak hanya itu, pemerintah juga mengarahkan sebagian besar pembiayaan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Dari total realisasi KUR, Rp85,76 triliun atau 39,49 persen dialokasikan ke sektor pertanian dan perikanan, termasuk Rp8,33 triliun bagi 162.736 petani dan nelayan.
Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam membangun sektor produktif yang langsung bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat.
Ekosistem Pembiayaan
Selain KUR, pemerintah juga menyiapkan berbagai ekosistem pembiayaan produktif lain dengan total plafon mencapai Rp300,77 triliun pada tahun 2025. Rinciannya meliputi:






