DME Diusulkan Dapat Subsidi, Upaya Kurangi Ketergantungan Impor LPG Semakin Menguat

RUANGBICARA.co.id, Jakarta – Senior Director Oil and Gas, Petrochemical BPI Danantara Indonesia, Wiko Migantoro, mengungkapkan bahwa pemerintah dan pelaku industri tengah membuka opsi pemberian subsidi bagi produk Dimethyl Ether (DME) berbasis batu bara.

Kebijakan ini sedang dikaji sebagai strategi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap Liquid Petroleum Gas (LPG) impor yang volumenya masih mendominasi kebutuhan nasional.

BACA JUGA: Dana Rp 6,5 Miliar Diduga Raib dari Rekening, Nasabah Gugat BNI ke Pengadilan

Pernyataan tersebut disampaikan Wiko dalam forum Rembuk Energi dan Hilirisasi 2025 di Jakarta, Rabu (10/12/2025). Menurutnya, skema subsidi menjadi aspek krusial agar harga DME dapat bersaing dengan LPG yang saat ini beredar di pasaran.

“Tentu saja diperlukan banyak dukungan dari pemerintah agar kelak harga DME ini bisa lebih kurang sama dengan LPG yang sekarang,” ujarnya.

Ketergantungan Indonesia terhadap LPG impor memang masih besar. Kebutuhan nasional mencapai 8,1 juta ton per tahun, sementara produksi domestik baru sekitar 1,3 juta kiloliter. Kesenjangan ini membuat Indonesia harus mengimpor hingga 6,8 juta kiloliter LPG setiap tahun, yang berdampak pada beban anggaran subsidi serta tekanan terhadap neraca perdagangan energi.

Di sisi teknis, Danantara Indonesia juga tengah mencermati berbagai opsi penerapan DME di masyarakat. Skema yang dikaji mencakup substitusi sebagian LPG mulai dari 20 persen, 40 persen, hingga 50 persen, serta kemungkinan penerapan penuh bila keekonomian dan infrastruktur mendukung.

“Kita cari polanya nanti seperti apa. Toh sekarang LPG juga subsidi. Kalau gambarannya sih kira-kira nanti sama, masih akan memerlukan subsidi juga,” kata Wiko.

Wiko menambahkan, rantai pasok hilirisasi nasional telah menunjukkan kesiapan untuk mendukung program konversi batu bara menjadi DME. Holding BUMN pertambangan, MIND ID, telah menerima mandat untuk membangun fasilitas produksi melalui PT Bukit Asam (PTBA). Di hilir, Pertamina menyatakan kesiapannya untuk terlibat dalam pemasaran dan distribusi DME.

“MIND ID sedang dicanangkan untuk membangun pabrik DME, Pertamina juga siap untuk partisipasi. Dan tentu saja sebagai marketing distribution-nya ada Pertamina yang saat ini sudah memiliki distribution channel SPBU sekitar 7.000 dengan retail-nya sampai 15.000,” tutup Wiko.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *