Jakarta – Ajang Putri Otonomi Indonesia (POI) 2025 resmi dimulai. Acara tahunan yang digelar oleh Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) ini membuka tahap seleksi finalis di Artotel Senayan, Jakarta, Kamis (8/5/2025).
Kegiatan ini menandai awal dari rangkaian pra-karantina sebelum puncak acara yang akan dihelat di Kabupaten Minahasa Utara.
Menariknya, POI bukan hanya ajang unjuk kecantikan semata. Direktur Eksekutif Apkasi, Sarman Simanjorang, menegaskan bahwa kompetisi ini menjadi wadah nyata untuk para perempuan muda dari berbagai daerah agar bisa bersinar di panggung nasional.
BACA JUGA:Â Kemenkop dan Apkasi Dorong 80.000 Koperasi Desa, Siap Diluncurkan Juli 2025
“POI adalah komitmen Apkasi dalam memberi ruang bagi generasi muda daerah untuk menunjukkan talenta dan kepemimpinannya,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Ruang Bicara, Jumat (9/5/2025).
Sejak berganti nama dari Putri Otonomi Daerah pada tahun 2022, POI mengusung konsep roadshow. Artinya, para finalis diajak langsung merasakan kekayaan budaya di berbagai kabupaten.
“Dari Bogor, Kebumen, sampai Trenggalek, mereka kami ajak menyelami potensi tiap daerah,” tambah Sarman.
Hadiah menarik
Selain mahkota, POI juga memberikan pengalaman langka. Pemenang POI sebelumnya bahkan pernah menjabat sebagai pejabat sehari di kementerian. Contohnya, juara 2022 duduk di kursi Wakil Menteri Dalam Negeri, sedangkan pemenang 2023 berkesempatan memerankan Menteri Investasi dan Menteri Pariwisata.
“Pengalaman seperti ini jauh lebih berharga dari hadiah materi,” kata Sarman.
POI juga terbukti menjadi batu loncatan menuju kompetisi bergengsi lainnya. Firsta Yufi Amarta, Duta POI 2023, sukses melaju ke ajang Putri Indonesia 2025.
“Mereka belajar dan berkembang di sini sebelum naik ke panggung yang lebih tinggi,” ujar Sarman.
Walau ada penurunan partisipasi tahun ini karena pergantian kepala daerah dan efisiensi anggaran, Sarman tetap optimis POI akan kembali menggeliat di tahun depan. “Kami percaya semangat dari daerah akan terus tumbuh,” ujarnya.
