RUANGBICARA.co.id – Film The Running Man (2025) tengah jadi perbincangan hangat di dunia maya. Disutradarai oleh Edgar Wright dan dibintangi Glen Powell, film ini menawarkan kisah dunia masa depan yang penuh kekacauan di mana hiburan dan kekerasan berpadu menjadi tontonan ekstrem.
Dalam film ini, Glen Powell memerankan Ben Richards, seorang pria biasa yang hidupnya hancur karena sistem sosial yang kejam. Setelah dipecat dan kehilangan segalanya, Ben mendapat tawaran mengikuti acara televisi ekstrem bernama The Running Man.
BACA JUGA: 4 Alasan Kenapa Film Hotel Mumbai Wajib Kamu Tonton, Nomor 3 Paling Mengena
Namun, acara itu bukan sekadar hiburan biasa. Para peserta harus bertahan hidup selama 30 hari sambil diburu oleh pembunuh profesional. Hadiah utamanya memang besar, tetapi taruhannya adalah nyawa.
Menariknya, versi terbaru ini berbeda jauh dari film klasik tahun 1987. Edgar Wright mengusung pendekatan yang lebih gelap dan mendalam, menyoroti sisi kelam industri hiburan yang mengeksploitasi penderitaan manusia demi rating tinggi.
Arena permainan dalam film ini pun jauh lebih luas. Bukan hanya lokasi tertentu, tetapi seluruh negeri menjadi medan perburuan. Di tengah pelarian yang menegangkan, Ben perlahan menyadari bahwa musuh sejatinya bukan para pemburu, melainkan sistem hiburan itu sendiri yang memanipulasi jutaan penonton.
Adegan Aksi Nyata
Selain itu, Edgar Wright juga menyisipkan elemen modern seperti media sosial dan budaya konspirasi digital. Ia menggambarkan betapa mudahnya publik terlena oleh sensasi dan viralitas di era sekarang.
Tak hanya itu, Glen Powell disebut melakukan banyak adegan aksi tanpa pemeran pengganti. Beberapa di antaranya adalah adegan kejar-kejaran intens dan ledakan besar yang membuat penonton menahan napas.
Setelah trailer-nya dirilis, film ini langsung menjadi trending di platform X (Twitter). Banyak netizen yang memuji penampilan Glen Powell dan atmosfer intens yang dibangun Edgar Wright. “Glen Powell benar-benar tampil gila di sini, vibes-nya campuran antara Hunger Games dan Mad Max!” tulis salah satu pengguna X.
Bahkan, ada juga yang menyebut film ini berhasil “membawa kembali nuansa dystopia yang relevan dengan zaman.”






