“Gak ada perizinan atau surat menyurat. Dulu bilangnya mau pinjam buat sekolah aja kepada orang tua saya,” tambah Sayadi.
Meski telah melakukan penyegelan, Sayadi menegaskan bahwa ia tidak bermaksud menghalangi proses belajar-mengajar siswa. Namun, ia berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan sengketa ini.
“Sebenarnya saya ingin siswa tetap bisa belajar, tapi saya juga berharap pemerintah segera menyelesaikan masalah ini,” tuturnya.
Sementara itu, penyegelan ini membuat siswa SD Negeri Pudden harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan akses pendidikan. Mereka terpaksa melompati pagar setiap hari demi bisa belajar di sekolah. Hingga kini, belum ada langkah nyata dari pemerintah setempat untuk menyelesaikan masalah ini.
BACA JUGA: Security Komplek Beberkan Kronologis Anak Bunuh Ayah, Nenek dan Ibu di Jaksel
Masyarakat sekitar berharap pemerintah segera turun tangan agar kegiatan belajar mengajar di sekolah dapat kembali berjalan normal tanpa hambatan.