Aksi Wisudawan Untirta Viral, Bawa Kain “Stop Policing” dan Tampil dengan Kebaya Pink

Respon Publik

Tak heran, unggahan tersebut langsung memicu pro kontra di kolom komentar. Sejumlah warganet menolak keras tindakan Nuril karena dianggap menyimpang dari kodrat laki-laki.

“NORMALISASI KAN WARNA UNTUK SEMUA GENDER, KECUALI LAKI-LAKI PAKAI KEBAYA PINK,” tulis akun Lansoprazole.

Namun, ada pula yang mencoba melihat dari sudut pandang berbeda. Mereka menilai apa yang dilakukan Nuril masih bagian dari ekspresi diri, meski perlu introspeksi dalam cara penyampaian.

“Setuju kok sama ide stop policing terutama dalam hal penampilan. Tapi normalisasi itu jangan sampai bikin nilai dasarnya hilang. Jadi mungkin lebih ke introspeksi diri aja dulu,” komentar ariealiansyah.

Selain itu, beberapa warganet menyinggung teori akademis soal gender.

“Teori gender performativitas: bahwa gender bukan dibentuk secara biologis, tapi melalui kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang,” tulis Brilian Luckytasari.

Di sisi lain, sebagian warganet tetap menolak tegas.

“Iyaa sihh bebas suka semuaaa warna tapi jangan menyimpang plss, kan udah tau kebaya buat perempuan,” tulis akun acaa.

Aksi Nuril saat wisuda Untirta ini memperlihatkan bagaimana isu ekspresi diri dan gender masih memicu perdebatan di masyarakat. Sebagian pihak menilai kebebasan berekspresi harus dihargai, sementara yang lain mengingatkan adanya batas norma sosial dan budaya.

BACA JUGA: Anggota DPRD Gorontalo yang Viral Ternyata Lulusan Paket C, Kini Dipecat PDIP

Meski begitu, kejadian ini membuktikan bahwa ruang publik digital kini menjadi arena penting bagi generasi muda untuk menyuarakan identitas dan keberanian mereka, meski konsekuensinya adalah menuai pro kontra.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *