Pendapatan Melejit
Selanjutnya, dari sisi pendapatan, Antam mencatat lonjakan tajam. Total penjualan bersih dari komoditas emas, nikel, dan bauksit mencapai Rp72,02 triliun, meningkat 67% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp43,20 triliun. Menariknya, penjualan domestik mendominasi dengan kontribusi Rp69,31 triliun atau sekitar 96% dari total penjualan.
Segmen emas masih menjadi motor utama kinerja Antam dengan kontribusi sekitar 81% terhadap total pendapatan. Penjualan emas melonjak 64% menjadi Rp58,67 triliun, dari sebelumnya Rp35,70 triliun. Kinerja ini didorong oleh permintaan domestik yang tinggi serta kenaikan harga global akibat dinamika geoekonomi dan geopolitik yang terus berfluktuasi.
Tak hanya itu, posisi aset Antam pada akhir September 2025 juga meningkat 17% menjadi Rp48,07 triliun, dibandingkan Rp40,98 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, ekuitas perusahaan tumbuh 16%, dari Rp30,38 triliun menjadi Rp35,20 triliun.
BACA JUGA:Â Harga Emas Antam Anjlok Rp57 Ribu per Gram Setelah Cetak Rekor Tertinggi
Dengan pencapaian tersebut, Antam semakin menegaskan posisinya sebagai perusahaan tambang terdepan di Indonesia. Melalui implementasi hilirisasi dan tata kelola berkelanjutan, Antam berhasil menjaga daya saing di tengah ketidakpastian ekonomi global yang penuh tantangan.






