Pada kasus yang lebih parah, pneumonia bisa menyebabkan komplikasi serius seperti sepsis dan penurunan jumlah trombosit dalam darah, seperti yang dialami oleh Paus Fransiskus.
Adapun penyebab utama pneumonia antara lain; virus seperti flu dan COVID-19, Bakteri seperti Streptococcus pneumoniae dan Infeksi jamur pada paru-paru.
Di sisi lain, Pneumonia bisa menyerang siapa saja, tetapi kelompok berikut memiliki risiko lebih tinggi terkena pneumonia berat:
- Bayi dan anak-anak
- Lansia, terutama mereka yang memiliki penyakit paru-paru atau jantung
- Orang dengan daya tahan tubuh lemah, seperti penderita diabetes atau HIV/AIDS
Pengobatan Pneumonia
Pengobatan pneumonia tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan penyakit. Sebagian besar pasien mengalami perbaikan dalam beberapa hari hingga minggu setelah pengobatan, tetapi kelelahan dan kelemahan bisa bertahan lebih lama.
Pada kasus berat seperti yang dialami Paus Fransiskus, pasien mungkin memerlukan perawatan intensif, termasuk pemberian oksigen tambahan dan terapi obat.
Mencegah pneumonia lebih baik daripada mengobatinya. Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan:
- Vaksinasi terhadap flu dan penyakit pneumokokus
- Menjaga kebersihan dengan rutin mencuci tangan
- Mengadopsi gaya hidup sehat, seperti berhenti merokok, berolahraga teratur, dan menjalani pola makan seimbang
- Menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit
Dengan demikian, Pneumonia adalah penyakit serius yang dapat membahayakan nyawa, terutama bagi kelompok berisiko tinggi seperti lansia. Paus Fransiskus saat ini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit akibat komplikasi pneumonia yang dideritanya.
BACA JUGA:Â PLN Siap Kawal Paus Fransiskus Selama Kunjungan ke Indonesia
Pencegahan melalui vaksinasi dan gaya hidup sehat menjadi langkah terbaik untuk menghindari penyakit ini. Semoga kondisi Paus segera membaik dan dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala.

 
																						




