Banjir Bukan Lagi Insiden, Tapi Masalah Sistemik

Teknologi Resapan

Edy juga memperkenalkan metode resapan seperti sumur resapan (SR), lubang resapan biopori (LRB), dan pipa resapan horisontal (PRH). Teknologi PRH, yang ia temukan pada tahun 2020, dinilai sangat efektif.

“PRH bisa meresapkan air lebih dari 20 kali lipat dibandingkan sumur resapan biasa. Biayanya murah, pemasangannya mudah, dan sangat efektif mengurangi banjir,” jelasnya.

Agar solusi ini berhasil, Edy menekankan pentingnya peran pemerintah dan masyarakat. Pemerintah perlu membuat kebijakan dan memberikan insentif untuk penggunaan teknologi resapan. Sementara itu, masyarakat juga perlu mulai mengubah kebiasaan dengan menampung air hujan daripada membuangnya.

“Kita perlu membangun kota dan desa yang ramah air. Tata ruang harus memperhatikan lingkungan,” tambahnya.

Di akhir pernyataannya, Edy menyimpulkan bahwa banjir merupakan akibat dari perlakuan manusia terhadap lingkungan. Meski begitu, ia percaya masa depan bebas banjir bisa diwujudkan jika ada komitmen nyata dari semua pihak.

BACA JUGA: Teknologi Canggih Jadi Kunci Efisiensi Energi, MLI Edisi 104 Bongkar Faktanya!

“Air tidak pernah salah. Ia hanya mengambil kembali ruang yang dulu kita ambil darinya,” tutupnya.

Dengan langkah kecil yang dimulai dari lingkungan sekitar, Indonesia bisa bergerak menuju masa depan yang lebih aman dan bebas dari banjir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *