Selain itu, penurunan tarif listrik masuk dalam kategori administered prices, yang menjadi salah satu faktor penyebab deflasi bulan Februari. Selain itu, kelompok volatile food juga mencatat deflasi yang disebabkan oleh turunnya harga daging ayam ras, aneka cabai, dan bawang merah.
Inflasi Inti Tetap Stabil
Di sisi lain, Bank Indonesia telah memastikan inflasi inti tetap terkendali di Februari 2025. Adapun beberapa komoditas yang menyumbang inflasi inti antara lain emas perhiasan, kopi bubuk, dan mobil. Dengan kondisi ini, tekanan inflasi masih terjaga meskipun ada faktor deflasi dari sektor energi dan pangan.
Akan tetapi, memasuki bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri, tren inflasi berpotensi mengalami kenaikan seiring meningkatnya permintaan masyarakat terhadap bahan pokok.
Oleh karena itu, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat sinergi pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan. Target inflasi masih dijaga dalam kisaran 2,5% ± 1% guna memastikan stabilitas ekonomi.
BACA JUGA:Â Jangan Gegabah! Beli Token Listrik Diskon 50 Persen Hanya Bisa Dilakukan dengan Cara Ini
Dengan demikian, diskon tarif listrik terbukti menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi angka inflasi Februari 2025. Namun, seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat menjelang Idul Fitri, inflasi di bulan Maret berpotensi mengalami kenaikan. Pemerintah dan Bank Indonesia terus berupaya menjaga stabilitas harga agar daya beli masyarakat tetap terjaga.






