RUANGBICARA.co.id – Suasana ruang paripurna DPR RI pada Jumat siang (15/8/2025) mendadak terasa berbeda. Presiden RI Prabowo Subianto, dengan suara lantang, menyampaikan sesuatu yang dianggapnya sebagai langkah serius untuk merapikan tubuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Di hadapan para wakil rakyat, Prabowo menegaskan satu hal, yakni; tantiem bagi komisaris BUMN resmi dihapus.
“Ini serius, tidak masuk akal. Direksi dan komisaris kalau keberatan, tidak bersedia tidak menerima tantiem, berhenti. Banyak anak-anak muda yang mampu, yang siap menggantikan mereka,” tegasnya.
BACA JUGA: Prabowo Klaim 20 Juta Anak Sudah Nikmati Program Makan Bergizi Gratis
Selama ini, tantiem—bonus tahunan bagi direksi dan komisaris—kerap menjadi perbincangan publik. Tak jarang, jumlahnya fantastis, meski perusahaan sedang merugi. Prabowo menilai tradisi itu tidak sehat, bahkan mencederai rasa keadilan.
Ia menegaskan bahwa ke depan, ukuran kinerja tidak boleh lagi dihias dengan laporan keuangan yang direkayasa. “Jadi tidak ada lagi, misalnya buku yang dipercantik atau financial engineering yang tidak benar. Semuanya sudah disesuaikan dengan aturan yang ada,” ujarnya.
Dalam pidatonya terkait RAPBN 2026, Prabowo bahkan meminta direksi dan komisaris yang keberatan dengan kebijakan itu untuk segera mundur. Dengan nada tegas, ia kembali mengingatkan bahwa regenerasi di tubuh BUMN harus berjalan.
“Kalau direksi itu, kalau komisaris itu keberatan, segera berhenti saudara-saudara sekalian,” katanya, menekankan bahwa generasi muda Indonesia punya kapasitas untuk menggantikan mereka.