Anies berharap para wakil rakyat dapat berpikir jernih dan berketetapan hati untuk mengembalikan konstitusi dan demokrasi Indonesia ke jalurnya.
“Semoga setiap mereka menjadi bagian yang dicatat dengan baik dalam sejarah perjalanan bangsa,” tambahnya.
3. Muhammad Said Didu
Sementara, Muhammad Said Didu tidak ketinggalan untuk menyuarakan protesnya. Ia mengungkapkan bahwa saat ini sedang berlangsung upaya pengesahan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPPU) yang ditujukan untuk menggagalkan putusan MK terkait Pilkada.
“Ayo yang masih sayang NKRI dan Demokrasi, kita kumpul besok Kamis jam 09.00 di Gedung DPR-RI,” ajaknya.
4. Akbar Faizal
Selanjutnya, Akbar Faizal juga menyampaikan kritik tajamnya terhadap Baleg DPR.
“Yth Pimpinan dan terkhusus Baleg @DPR_RI, kami dengar kalian sedang inisiasi keputusan politik melawan putusan MK No.60 tentang threshold Pilkada. Jika itu benar, saya minta SEGERA HENTIKAN,” tegasnya.
Ia memperingatkan bahwa kegelisahan rakyat sudah memuncak dan DPR tidak seharusnya menantang kesabaran publik.
5. Panji Pragiwaksono
Selain itu, Aktor dan komika Panji Pragiwaksono, mengingatkan bahwa senyum rakyat bukan tanda ketertundukan.
“Jangan salah artikan senyum kami dengan ketertundukan. Kalau sudah waktunya, rakyat akan rapat bergerak: Aksi Massa,” ujarnya, memberi sinyal adanya potensi demonstrasi besar.
6. Zainal Arifin Mochtar
Terakhir, Zainal Arifin Mochtar dengan tegas mengkritik upaya permufakatan jahat yang dilakukan para wakil rakyat.
“Mbok ya kalau bermufakat jahat menipu rakyat cukup sekali di Pilpres-lah. Saat itu kami tolak tapi karena sudah putusan MK ya bagaimana lagi. Masa di Pilkada kalian mau menipu lagi dengan permufakatan jahat lainnya?” sindirnya.
BACA JUGA:Â Mencekam! Deretan Mahasiswa dari Kampus Ini Bakal Kepung DPR Besok
Dengan pernyataan-pernyataan tegas dari berbagai tokoh ini, situasi politik Indonesia menjelang aksi demonstrasi besok diprediksi akan semakin memanas. Para tokoh ini seakan mengingatkan bahwa ketidakpatuhan terhadap konstitusi dapat berdampak serius pada masa depan demokrasi di Indonesia.
