Kekerasan Terjadi
Menurut Gerakan Masyarakat Petani Pundenrejo (GERMAPUN), beberapa petani mengalami kekerasan saat mencoba mempertahankan rumah mereka. Seorang petani laki-laki didorong hingga jatuh, bahkan hampir diseret ke atas truk. Petani perempuan pun tak luput dari intimidasi.
Salah satu pemilik rumah yang digusur mengalami trauma berat dan menangis karena tidak siap menghadapi tindakan yang dianggap kasar dan sewenang-wenang.
Ironisnya, penggusuran ini bukan pertama kali terjadi. Pada 13 Maret 2025, kelompok petani Pundenrejo juga mengalami perobohan “Joglo Juang” oleh sekitar 100 orang. Kemudian pada 23 April 2025, satu rumah petani kembali digusur secara paksa.
Hingga kini, belum ada tindakan tegas dari pemerintah untuk menghentikan kejadian serupa. Padahal, Komnas HAM telah mengeluarkan surat peringatan pada 26 April 2025 agar negara mengambil langkah serius.
BACA JUGA:Â Viral! Begini Cara Kerja Bos Buzzer M Adhiya Muzakki Mainkan Opini Publik Lewat 150 Buzzer Bayaran
Oleh karena itu, GERMAPUN mendesak negara untuk hadir dan melindungi hak-hak petani yang terus mengalami kekerasan, intimidasi, dan penggusuran oleh pihak yang diduga menggunakan cara-cara premanisme.






