RUANGBICARA.co.id – Pemerintah kembali mengucurkan tambahan likuiditas sebesar Rp200 triliun kepada Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Langkah ini menjadi bagian dari strategi menjaga stabilitas sistem keuangan nasional sekaligus mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia.
Kebijakan ini diharapkan mampu mendorong penyaluran kredit ke sektor produktif serta meningkatkan daya beli masyarakat di tengah tantangan ekonomi global.
Meskipun stimulus tersebut difokuskan pada bank-bank pelat merah, PT Bank HSBC Indonesia menilai kebijakan ini tidak mengganggu dinamika kompetisi di sektor perbankan.
BACA JUGA: Buktikan Tata Kelola Transparan, PT PII Sabet Penghargaan KIP 2025
“Kalau menurut saya (persaingan nasabah kaya) sengit nggak? I think continue to be healthy saja, menurut saya nggak sengit-sengit sampai berebut gitu, tidak juga sampai begitu,” ujar Lanny Hendra, International Wealth and Personal Banking Director HSBC Indonesia, di Jakarta, Selasa (21/10/2025).
Menurutnya, peta persaingan antarbank di Indonesia masih berjalan pada level yang sehat dan proporsional.
Lebih lanjut, Lanny menjelaskan bahwa penempatan dana pemerintah di Himbara lebih berdampak pada aspek pembiayaan (lending) dibandingkan pada pengelolaan kekayaan (wealth management) yang menjadi fokus utama HSBC.
Selain itu, ia menilai bahwa kompetisi di sektor perbankan kini lebih ditentukan oleh kepercayaan nasabah terhadap kualitas layanan dan pengalaman yang ditawarkan. Karena itu, HSBC memilih memperkuat hubungan jangka panjang melalui strategi investasi solid dan pendekatan layanan personal.






