“Penggunaan teknologi gas fleksibel memungkinkan penghematan biaya listrik sekaligus menjaga stabilitas sistem. Dengan teknologi ini, Indonesia dapat memenuhi permintaan listrik sepanjang hari dan sepanjang musim,” jelas Febron.
Saat ini, mesin pembakaran internal dengan kapasitas sekitar 5 GW telah terpasang di Indonesia. Teknologi ini memberikan stabilitas yang diperlukan untuk mendukung transisi energi. Menurut Febron, solusi hybrid dapat meningkatkan keandalan sekaligus keberlanjutan sistem ketenagalistrikan.
Teknologi Masa Depan untuk Dekarbonisasi
Di sisi lain, Irwan Rahdian, Business Development Manager Wärtsilä Energy, menyoroti pentingnya layanan siklus hidup untuk memaksimalkan efisiensi pembangkit listrik hybrid.
Ia juga mengungkapkan bahwa Wärtsilä telah meluncurkan pembangkit listrik berbahan bakar hidrogen skala besar pertama di dunia.
“Ini merupakan langkah besar menuju masa depan bebas emisi,” ungkapnya.
BACA JUGA: Hadapi Tantangan Besar, Direktur Wartsila Blak-blakan Soal Ini
Dengan kombinasi inovasi energi terbarukan, teknologi hybrid, dan bahan bakar berkelanjutan, Wärtsilä terus mendukung Indonesia dalam mewujudkan target emisi nol bersih. Acara ini menjadi bukti komitmen kuat Wärtsilä terhadap transisi energi berkelanjutan di kawasan ASEAN.