RUANGBICARA.co.id – Aktor legendaris Korea Selatan, Lee Soon-jae, meninggalkan panggung kehidupan pada Selasa (25/11/2025) di usia 91 tahun. Kabar duka ini disampaikan pihak keluarga, mengguncang industri hiburan Negeri Ginseng yang telah lama menjadikannya figur panutan di dunia akting.
Selama lebih dari enam dekade, Lee bukan sekadar aktor; ia adalah salah satu pilar yang membentuk wajah drama Korea seperti yang dikenal dunia hari ini. Dengan sekitar 140 drama televisi, ditambah film dan produksi teater yang tak terhitung jumlahnya, kiprahnya menjadi buku sejarah bergerak tentang perkembangan seni peran Korea.
BACA JUGA: Selain Sinopsis, Ini 5 Fakta Tersembunyi Film Kidnap yang Banyak Penonton Tidak Sadar
Dikutip dari KoreaHerald, Lee lahir pada tahun 1934 di Hoeryong — wilayah yang kini berada di Korea Utara. Hidup Lee berubah sejak keluarganya pindah ke Seoul sebelum pecahnya Perang Korea 1950–1953. Di sanalah bakatnya muncul. Ketika menempuh pendidikan di Universitas Nasional Seoul, ia mulai mencicipi dunia akting dan akhirnya melakukan debut lewat drama “Beyond the Horizon” pada 1956.
Sejak saat itu, langkahnya di dunia hiburan tak pernah surut.
Salah satu karyanya yang paling dikenang publik adalah drama keluarga “What Is Love?” (1991–1992). Serial ini menembus rating 65 persen, angka fantastis yang jarang tersentuh drama modern. Perannya sebagai ayah yang konservatif dan memegang teguh nilai tradisi membuatnya menjadi figur yang melekat kuat di hati penonton.
Di ranah drama sejarah, kemampuan Lee dalam memerankan karakter penuh wibawa tak pernah diragukan. Ia tampil gemilang sebagai dokter berintegritas Yoo Ui-tae dalam “Hur Jun” (1999), serta mengambil bagian penting dalam karya-karya monumental seperti “Sangdo” (2001) dan “Lee San” (2007).
Kehebatan Lee Soon-jae bukan hanya soal kemampuan dramatis. Di usia 70-an, ia menunjukkan sisi lain yang menyegarkan dengan tampil dalam sitkom fenomenal “High Kick!” (2006) dan “High Kick Through the Roof” (2009). Aksi komedinya yang natural membuatnya dicintai generasi muda, seolah membuktikan bahwa karisma seorang maestro tidak mengenal batas usia.






