RUANGBICARA.co.id – PT Energi Pelabuhan Indonesia (EPI) memperkuat operasional pelabuhan melalui pasokan listrik andal yang terhubung dengan jaringan pembangkit. Langkah ini memastikan aktivitas maritim berjalan efisien sekaligus mendorong pengurangan emisi di kawasan pelabuhan.
Sejak berdiri pada 2012, EPI tidak hanya mengelola distribusi listrik di kawasan pelabuhan, tetapi juga memainkan peran strategis dalam integrasi sistem ketenagalistrikan. EPI memastikan setiap titik operasi—mulai dari terminal peti kemas hingga fasilitas bongkar muat curah—terhubung dengan sumber energi yang aman dan stabil.
BACA JUGA: Perum Jasa Tirta I, BUMN Pengelola Air yang Kini Jadi Penggerak Energi Bersih
Dalam konteks ini, EPI menjadi simpul yang menghubungkan pelabuhan dengan pembangkit listrik, baik yang berada di dalam kawasan maupun yang terintegrasi dengan jaringan PLN.
Langkah modernisasi EPI tampak melalui implementasi teknologi smart electrical system yang memungkinkan pemantauan beban, pengaturan distribusi, serta deteksi gangguan secara real time. Teknologi ini menjadi krusial mengingat pelabuhan merupakan konsumen energi intensif dengan kebutuhan pasokan berkelanjutan setara kawasan industri.
Selain memperkuat jaringan distribusi, EPI juga berperan dalam proyek elektrifikasi peralatan berat, termasuk container crane dan fasilitas shore-power supply (cold ironing). Melalui fasilitas tersebut, kapal yang bersandar dapat mematikan mesin diesel dan beralih menggunakan listrik dari darat, sehingga menekan konsumsi bahan bakar kapal sekaligus mengurangi emisi.
Langkah ini tidak hanya memodernisasi layanan pelabuhan, tetapi juga menyerupai fungsi “pembangkit alternatif” yang mengalihkan beban energi kapal ke infrastruktur listrik darat.
Dalam upaya mendukung ketahanan energi pelabuhan, EPI juga mengembangkan layanan pemeliharaan dan konsultasi infrastruktur ketenagalistrikan. Layanan ini mencakup sistem instalasi tegangan menengah dan rendah, sistem proteksi, hingga desain jaringan yang selaras dengan kapasitas pembangkit terdekat.
Pendekatan terintegrasi inilah yang membuat EPI tidak sekadar operator utilitas, tetapi juga bagian penting dalam rantai pasok energi—memastikan efisiensi pembangkit listrik dapat diterjemahkan menjadi keandalan operasional pelabuhan.
Sebagai penyedia dua utilitas vital, yaitu listrik dan air bersih, EPI juga mengadopsi pendekatan berkelanjutan melalui penggunaan teknologi SWRO (sea water reverse osmosis) untuk suplai air. Upaya ini saling melengkapi dengan strategi energi bersih pelabuhan, membentuk layanan yang lebih efisien dan adaptif terhadap tantangan iklim.
Ke depan, peran EPI diprediksi semakin strategis, terutama seiring meningkatnya kebutuhan integrasi pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) di kawasan industri dan pelabuhan.
Dengan ekosistem pelabuhan yang terus berkembang, kebutuhan listrik yang stabil dari sumber pembangkit yang andal akan menjadi faktor penentu daya saing Indonesia di sektor logistik global.






