Dalam pernyataan tersebut, Falcon Pictures juga menyoroti bahwa setiap aktor memiliki metode yang berbeda dalam mempersiapkan peran mereka. Beberapa memilih menonton referensi asli, sementara yang lain lebih mengandalkan naskah dan pengarahan sutradara. Mereka menekankan bahwa semua metode tersebut sah dan digunakan untuk menghasilkan interpretasi terbaik.
Respons Beragam
Meskipun surat terbuka ini bertujuan untuk meredakan kontroversi, tanggapan publik justru beragam. Sebagian netizen menilai bahwa pernyataan tersebut terkesan hanya membela diri tanpa benar-benar menanggapi kritik utama dari penggemar.
Bahkan, beberapa pihak menyebutnya sebagai upaya manipulasi emosi agar publik merasa bersalah karena mengkritik film tersebut.
Meski menuai kontroversi, A Business Proposal versi Indonesia tetap menjadi salah satu film yang ditunggu oleh penonton Tanah Air.
Pertanyaannya, apakah perdebatan ini akan berdampak pada performa film di bioskop? Atau justru meningkatkan rasa penasaran publik? Jawabannya akan terlihat saat film ini resmi tayang di layar lebar.

 
																						




