RUANGBICARA.co.id – Fenomena langka gerhana bulan total akan kembali menghiasi langit Indonesia pada Minggu (7/9/2025) malam hingga Senin (8/9/2025) pagi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gerhana ini bisa disaksikan hampir di seluruh wilayah tanah air.
BACA JUGA: Tak Sekadar Fenomena Alam, Inilah Amalan yang Bisa Dikerjakan Saat Gerhana Bulan Total
Menurut keterangan BMKG, gerhana bulan akan dimulai pada pukul 22.28 WIB dengan fase penumbra. Selanjutnya, bulan mulai tampak kemerahan pada pukul 23.27 WIB sebagai tanda dimulainya fase gerhana sebagian. Puncak gerhana bulan total terjadi pada pukul 00.30 WIB hingga 01.52 WIB, di mana bulan tampak sepenuhnya berwarna merah.
Fenomena alam ini menarik perhatian masyarakat, bukan hanya karena keindahan langit, tetapi juga karena terdengar gema takbiran di sejumlah masjid. Suasana itu mirip dengan malam hari raya Idul Fitri atau Idul Adha. Lantas, apakah takbiran saat gerhana diperbolehkan dalam ajaran Islam?
Sejarah mencatat, ibadah gerhana pertama kali disyariatkan pada tahun ke-10 Hijriah, tepatnya ketika terjadi gerhana matahari cincin. Saat itu, Rasulullah SAW mengajarkan beberapa amalan, antara lain berdoa, beristighfar, bertakbir, salat gerhana, khutbah gerhana, dan bersedekah.
Pendapat Ulama
Sejumlah riwayat hadis menjelaskan perintah untuk bertakbir ketika gerhana terjadi. Namun, redaksi bacaan takbir tidak dijelaskan secara detail. Para ulama kemudian menafsirkan hal ini dengan dua kemungkinan, yakni takbir boleh diucapkan bebas atau sudah ada redaksi yang dipahami sahabat Nabi.
Ibnu Hajar al-Asqalani, ulama besar dalam ilmu hadis, menjelaskan:
وَأَمَّا صِيْغَةُ التَّكْبِيْرِ فَأَصَحُّ مَا وَرَدَ فِيْهِ مَا أَخْرَجَهُ عَبْدُ الرَّزَّاقِ بِسَنَدٍ صَحِيْحٍ عَنْ سَلْمَانَ قَالَ:كَبِّرُوْا اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا
Artinya: “Adapun shighah (bentuk) takbir, maka yang paling sahih adalah hadis yang ditakhrij oleh Abdur Razzaq dengan sanad sahih dari Salman. Ia berkata: ‘Bertakbirlah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Kabiran.’”
Selain itu, Ibnu Hajar juga menukil riwayat lain: