وَقِيْلَ يُكَبِّرُ ثِنْتَيْنِ بَعْدَهُمَا لا إله إلا اللَّه و اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وللَّهِ الْحَمْدُ جَاءَ ذلِكَ عَنْ عُمَرَ وَابْنُ مَسْعُوْدٍ
Artinya: “Dan dikatakan bertakbir dua kali (Allahu Akbar, Allahu Akbar), setelah itu membaca Laa ilaaha illallaahu Allaahu Akbar, Allaahu Akbar walillaahilhamd. Keterangan ini bersumber dari Umar dan Ibnu Mas’ud.”
Dengan demikian, ulama menyimpulkan bahwa redaksi takbir saat gerhana dapat dibaca dengan dua pilihan:
-
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar kabiran.
-
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaha illallahu Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamd.
Cara Melantunkan
Para ulama juga menjelaskan bahwa teknis pelaksanaan takbir pada masa Nabi SAW beragam. Takbir bisa dilakukan secara sendiri, bersama-sama, maupun bergantian. Hal ini sesuai dengan hadis riwayat Ummu Athiyah RA:
قَالَتْ : أَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نُخْرِجَهُنَّ فِي الفِطْرِ وَالأَضْحَى….وَالْحُيَّضُ يَكُنْ خَلْفَ النَّاسِ يُكَبِّرْنَ مَعَ النَّاسِ
Artinya: “Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk mengajak keluar para perempuan pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Dan perempuan-perempuan yang haid berada di belakang orang-orang, mereka ikut bertakbir bersama orang-orang.” (HR. Al-Bukhari)
Hadis ini menunjukkan bahwa takbir bisa dilakukan berjamaah maupun sendiri-sendiri, asalkan sesuai dengan tuntunan syariat.
BACA JUGA: Bukan Hoax! Gerhana Matahari Total Benar Akan Terjadi, Tapi Indonesia? Orang Ini Ungkap Faktanya
Fenomena gerhana bulan total 7 September 2025 tidak hanya menghadirkan keindahan langit malam, tetapi juga menjadi pengingat umat Islam untuk memperbanyak ibadah. Bertakbir, melaksanakan salat gerhana, berdoa, dan bersedekah adalah amalan yang disunnahkan. Dengan begitu, umat Islam tidak sekadar mengagumi fenomena alam, tetapi juga semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
