Jakarta – Menjelang musim mudik Lebaran 2025, kesiapan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) menjadi perhatian utama banyak pihak.
Terutama dari Pengamat Transportasi, sekaligus Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno.
Perhatiannya tertuju pada berbagai aspek terkait kesiapan infrastruktur jalan tol di Sumatera. Oleh karen itu, Djoko mengungkap temuannya saat menelusuri JTTS dari Bakauheni ke Palembang dan Prabumulih bersama Ikateksi Undip selama dua hari dari tanggal 6-7 Maret.
“Jalan Tol Trans Sumatera adalah jaringan jalan tol yang menghubungkan kota-kota di Pulau Sumatera dari Lampung hingga Aceh. Ini merupakan kelanjutan dari Tol Jakarta-Merak di Pulau Jawa,” ungkapnya dalam keterangan resminya, Minggu (9/3/2025).
BACA JUGA:Â Kecelakaan Beruntun Gerbang Tol Ciawi, Pakar Sebut Jalur KA Jadi Solusi
Ia menambahkan bahwa proyek JTTS telah dimulai sejak 2012 dan mengalami percepatan setelah dikeluarkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 100 Tahun 2014.
“Pada era Presiden Joko Widodo, Perpres tersebut direvisi dengan Perpres Nomor 42 Tahun 2024 yang menugaskan PT Hutama Karya untuk mengelola total 24 ruas tol di Sumatera,” jelas Djoko.
Volume Kendaraan
Djoko memaparkan bahwa volume lalu lintas di JTTS selama periode Lebaran 2025 diprediksi meningkat drastis.
“Diperkirakan volume lalu lintas JTTS selama H-7 hingga H+7 Lebaran 2025 mencapai 4.679.075 kendaraan. Ini meningkat 13,55% dibandingkan rata-rata jumlah kendaraan normal,” papar dia.

Menurutnya, peningkatan volume kendaraan ini menandakan pentingnya kesiapan infrastruktur dan layanan di sepanjang JTTS.
“Saat ini, total ruas tol yang telah dioperasikan PT Hutama Karya sepanjang 870,010 km. Terdiri dari 12 ruas bertarif, 2 ruas belum bertarif, dan 3 ruas fungsional,” tambahnya.






