Jakarta – Dunia Katolik kini tengah dihebohkan dengan kabar bahwa Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo disebut-sebut sebagai salah satu kandidat kuat pengganti Paus Fransiskus.
Sebagai langkah awal, Uskup Agung Jakarta ini telah mengonfirmasi akan berangkat ke Vatikan untuk mengikuti konklaf pemilihan Paus baru. Dengan demikian, kehadirannya menjadi sorotan penting dalam proses suksesi pemimpin Gereja Katolik dunia tersebut.
Sebagai informasi, konklaf dijadwalkan mulai pada 6 Mei 2025. Oleh karena itu, Kardinal Suharyo berencana berangkat ke Vatikan pada 4 Mei 2025. “Saya akan berangkat tanggal 4 Mei untuk mengikuti konklaf. Banyak kardinal akan hadir di Vatikan,” ujar Suharyo dalam konferensi pers, Kamis (24/4/2025).
BACA JUGA: Paus yang Dekat dengan Indonesia Itu Telah Tiada… Ini Jejaknya di Tanah Air
Namun demikian, meskipun konklaf sudah di depan mata, Kardinal Suharyo mengaku tidak melakukan persiapan khusus. Ia menegaskan hanya akan mengikuti seluruh proses dengan sebaik-baiknya, tanpa ekspektasi berlebihan.
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa konklaf baru bisa dimulai minimal 15 hari setelah wafatnya Paus. Dengan begitu, meskipun telah ada jadwal pada 6 Mei, pelaksanaan resmi tetap bergantung pada kesepakatan bersama para kardinal.
Rekam Jejak
Di sisi lain, banyak pihak menilai rekam jejak panjang Kardinal Suharyo menjadi alasan kuat dirinya disebut sebagai kandidat potensial. Sebagai latar belakang, Suharyo lahir di Sedayu, Bantul, Yogyakarta, pada 9 Juli 1950. Ia menempuh pendidikan di Seminari Kecil Mertoyudan dan kemudian melanjutkan studi filsafat serta teologi di IKIP Sanata Dharma dan Universitas Urbaniana Roma.
Tidak hanya itu, Suharyo telah menjalani karier panjang sejak ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1976. Ia pernah menjadi pengajar, dekan, Uskup Agung Semarang, hingga akhirnya dipercaya sebagai Uskup Agung Jakarta. Puncaknya, pada 1 September 2019, ia diangkat menjadi Kardinal oleh Paus Fransiskus, sebuah kehormatan besar bagi Gereja Katolik Indonesia.
Oleh sebab itu, banyak umat Katolik di Indonesia dan dunia menaruh harapan besar pada dirinya.
Meskipun begitu, Kardinal Suharyo tetap menunjukkan sikap rendah hati.
“Kita tidak pernah tahu siapa yang akan terpilih. Itu semua rahasia Tuhan,” ujarnya.
Dengan kata lain, ia memilih fokus menjalani proses konklaf dengan penuh ketulusan dan keikhlasan, tanpa terjebak pada ambisi pribadi.
Oleh karena itu, sikap ini semakin mempertegas integritas dan kedewasaan spiritualnya dalam menghadapi momen bersejarah tersebut.