Indonesia Darurat Kebutuhan Gizi, Pengeluaran Rokok Jadi Salah Satu Penyebab

“Indonesia menghadapi tiga masalah besar terkait gizi, yaitu undernutrition, kekurangan mikronutrien, dan overweight atau obesitas. Salah satu dampaknya adalah tingginya angka stunting pada balita yang mencapai 21,5%,” ujar dr. Endang dalam konferensi pers Hari Gizi Nasional di Jakarta, Selasa (21/1/2025).

Peningkatan Berat Badan

Selain stunting, angka gizi kurang pada balita mencapai 8,5%, anemia pada remaja 16,3%, dan anemia pada ibu hamil 27,7%.

Sementara itu, masalah kelebihan berat badan juga mencemaskan, dengan prevalensi overweight pada remaja sebesar 12,1% dan obesitas pada orang dewasa terus meningkat.

Lebih lanjut, pola makan masyarakat Indonesia turut memengaruhi kondisi ini. Konsumsi protein hewani pada balita hanya mencapai 21,6%, sementara konsumsi minuman manis tercatat tinggi sebesar 52%, makanan asin 32%, makanan instan 11%, dan penggunaan penyedap rasa mencapai 78%. Selain itu, 65% masyarakat Indonesia cenderung tidak sarapan setiap hari.

“Pola makan yang bergizi seimbang harus menjadi prioritas, terutama untuk mendukung tumbuh kembang anak-anak secara optimal. Gizi seimbang tidak hanya meningkatkan kualitas hidup tetapi juga menciptakan sumber daya manusia yang unggul,” tambah dr. Endang.

Ia juga menekankan pentingnya asupan makanan beragam, seperti sayur, buah, dan lauk kaya protein, sambil mengurangi konsumsi makanan manis, asin, dan berlemak.

BACA JUGA: Wabah PMK Hewan Ternak Makin Marak, Vaksinasi Bakal Dikebut Hingga Akhir Januari

Kebiasaan sarapan dan minum air putih yang cukup juga perlu ditanamkan untuk menjaga kesehatan masyarakat Indonesia di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *