Promosi
Sebagai langkah konkret, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) aktif mempromosikan pengelolaan tuna berkelanjutan pada ajang Seafood Expo Global (SEG) 2025 di Barcelona, Spanyol. Event ini menjadi momentum penting untuk memperkuat posisi Indonesia di pasar dunia.
Dalam kesempatan tersebut, Tornanda mengapresiasi dukungan International Pole and Line Foundation (IPNLF) kepada Indonesia. Ia juga menekankan pentingnya dialog langsung dengan para importir untuk membangun komitmen berkelanjutan yang mencakup aspek ekologi, ekonomi, dan sosial.
Di samping itu, KKP berharap para pelaku usaha—baik eksportir maupun pembeli—tidak hanya fokus pada ekosistem tuna. Namun, mereka juga diharapkan mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah penghasil tuna melalui praktik perikanan yang bertanggung jawab.
Upaya Indonesia ini juga sejalan dengan standar kualitas internasional seperti GMP-SSOP, HACCP, serta sertifikasi keberlanjutan dan ketertelusuran seperti Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan (SHTI), MSC, dan BRC. Semua dokumen ini menjadi syarat penting, terutama di pasar Uni Eropa.
Berkat strategi ini, Indonesia mencatat nilai ekspor tuna sebesar USD 1,03 miliar pada tahun 2024. Dengan angka tersebut, Indonesia resmi masuk dalam jajaran lima besar eksportir tuna dunia.
BACA JUGA: Dampak Tarif Besar Dunia, Bagaimana Nasib Industri Besi dan Baja Indonesia?
Akhirnya, Tornanda berharap strategi ini mampu membuka lebih banyak akses pasar internasional dan menarik investor untuk menanamkan modalnya di sektor perikanan Indonesia. “Jumlah ini meningkat signifikan sebesar 11,6% YoY, terutama ke kawasan ASEAN, Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, dan Timur Tengah,” jelasnya.

 
																						




