Jakarta – Industri manufaktur Indonesia menunjukkan tren positif di awal 2025. Berdasarkan laporan S&P Global, Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia untuk Januari 2025 tercatat di level 51,9. Angka ini naik 0,7 poin dibanding bulan sebelumnya yang berada di angka 51,2. Kenaikan ini menandai fase ekspansif tertinggi sejak Mei 2024.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arief, mengungkapkan bahwa optimisme pelaku industri semakin meningkat dalam memasuki tahun baru.
“Alhamdulillah, artinya para pelaku industri kita semangat dalam memasuki tahun 2025 ini. Dengan kepercayaan yang tinggi dari para pelaku industri untuk terus menjalankan usahanya, kami juga optimistis bahwa perekonomian nasional dapat ikut tumbuh positif,” ujar Febri, Selasa (4/2/2025).
BACA JUGA: Industri Manufaktur Topang Investasi hingga Rp721 Triliun
Lebih lanjut, Febri menjelaskan bahwa geliat industri manufaktur terlihat dari meningkatnya pembelian bahan baku. Kenaikan ini bertujuan untuk memenuhi lonjakan permintaan pasar dalam beberapa bulan ke depan.
Dengan produktivitas yang solid, sektor manufaktur diharapkan mampu memasok kebutuhan pasar domestik sekaligus meningkatkan ekspor.
Tingginya Produksi
Selain itu, laporan S&P Global juga mencatat bahwa tingginya aktivitas produksi mendorong sejumlah perusahaan untuk merekrut tenaga kerja baru pada Januari. Langkah ini merupakan penambahan tenaga kerja dalam dua bulan terakhir.
“Ini membuktikan bahwa apabila aktivitas industri bergeliat, akan membawa dampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong penciptaan lapangan kerja baru atau job creation,” kata Febri.






