Inilah Penyebab Rahim Bisa Copot yang Diungkap Dokter, Gejalanya Harus Kamu Waspadai Sebelum Terlambat

RUANGBICARA.co.id, Jakarta – Cerita menegangkan datang dari dokter umum dr. Gia Pratama, yang kembali menarik perhatian publik lewat kisahnya di media sosial. Ia menceritakan pengalaman dramatis di instalasi gawat darurat (IGD) yang menggambarkan betapa seriusnya situasi medis tertentu, terutama kasus rahim yang bisa “copot” setelah melahirkan.

Melalui unggahannya, dr. Gia tidak hanya berbagi kisah mengharukan di balik ruang operasi, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kewaspadaan terhadap kondisi medis pascapersalinan. Kisahnya ini pun ramai diperbincangkan karena memadukan ketegangan nyata dan pesan kesehatan yang sangat penting bagi ibu melahirkan.

BACA JUGA: Ternyata Sarah Wanda Nainggolan Kuliah di Fakultas Kedokteran Kampus Swasta Ini

Belakangan ini, media sosial dihebohkan oleh cerita seorang dokter dalam podcast yang mengungkap pengalaman menangani pasien dengan rahim yang keluar dari tubuh setelah melahirkan. Bahkan, disebutkan rahim tersebut sempat dimasukkan ke dalam kantong plastik sebelum dilakukan penanganan medis.

Dalam dunia medis, kondisi tersebut dikenal dengan istilah inversio uteri, yaitu ketika rahim terbalik dan keluar sebagian atau seluruhnya melalui vagina setelah persalinan. Meskipun terdengar ekstrem, kondisi ini memang nyata dan bisa terjadi, terutama jika proses persalinan tidak ditangani dengan hati-hati.

Penyebabnya

Secara medis, penyebab utama inversio uteri adalah penarikan plasenta atau tali pusat secara paksa setelah bayi lahir. Ketika tarikan dilakukan berlebihan, rahim dapat ikut tertarik ke luar, apalagi jika disertai tekanan kuat dari luar perut, misalnya ketika perut ibu ditekan terlalu keras.

Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinan rahim keluar setelah melahirkan, antara lain:

  • Rahim tidak berkontraksi atau disebut atonik

  • Persalinan yang berlangsung sangat cepat

  • Plasenta menempel di bagian atas rahim

Karena itu, proses persalinan sebaiknya selalu dilakukan di bawah pengawasan tenaga medis berpengalaman untuk mencegah risiko komplikasi seperti ini.

Gejala yang Diwaspadai

Gejala inversio uteri dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya. Namun, beberapa tanda umum yang sering muncul antara lain:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *