-
Perdarahan hebat
-
Nyeri perut bagian bawah
-
Tekanan darah menurun
-
Kebocoran urine
Jika kondisinya semakin parah, ibu bisa mengalami gejala tambahan seperti:
-
Pusing dan tubuh terasa sangat lemas
-
Detak jantung cepat dan napas terengah-engah
-
Keringat dingin serta rasa haus berlebihan
-
Kram otot akibat kehilangan cairan
Kombinasi gejala tersebut menandakan kondisi darurat medis yang membutuhkan penanganan segera.
Penanganan
Apabila rahim sudah keluar sebagian atau seluruhnya, penanganan harus dilakukan secepat mungkin karena kondisi ini bisa mengancam nyawa ibu. Langkah pertama yang dilakukan dokter biasanya adalah menstabilkan kondisi pasien, menghentikan perdarahan, dan memulihkan tekanan darah.
Setelah itu, dokter akan mencoba mengembalikan rahim ke posisi semula melalui dua metode:
-
Johnson Maneuver, yaitu memasukkan rahim kembali secara manual melalui vagina.
-
Tindakan operasi, jika metode manual tidak berhasil atau pasien dalam kondisi tidak stabil.
Setelah rahim kembali ke posisi normal, pasien akan diberikan obat untuk membantu kontraksi rahim, serta terapi tambahan untuk mencegah infeksi dan perdarahan berulang.
Kasus rahim copot setelah melahirkan memang jarang, tetapi risikonya bisa fatal jika tidak ditangani dengan cepat. Karena itu, penting bagi ibu hamil untuk melahirkan di fasilitas kesehatan dengan tenaga medis profesional.
BACA JUGA: DJ Bravy Akhirnya Blak-blakan: Alasan Sebenarnya Putus dari Erika Carlina Terungkap
Selain itu, edukasi tentang tanda-tanda bahaya setelah melahirkan juga perlu disosialisasikan agar masyarakat tidak menyepelekan gejala yang muncul. Seperti yang selalu diingatkan oleh dr. Gia Pratama, “Kesiapsiagaan dan pengetahuan dasar tentang kondisi darurat bisa menyelamatkan nyawa.”






