Kala Pengibaran Bendera One Piece Ditakuti Pemerintah

Kilas Balik

Namun, jika menengok ke belakang, sikap pemerintah kini berbeda jauh dari era Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Saat itu, isu pengibaran bendera Bintang Kejora di Papua sempat membuat pejabat tinggi negara gusar.

Dalam buku Gus Durku, Gus Dur Anda, Gus Dur Kita (2013) yang diceritakan Muhammad AS Hikam. Gus Dur menjawabnya dengan santai dan penuh pemahaman.

“Apa masih ada bendera Merah Putihnya?” tanya Gus Dur.
“Ada, hanya satu, tinggi,” jawab Menkopolkam saat itu, Wiranto.
“Ya sudah, anggap saja Bintang Kejora itu umbul-umbul,” sahut Gus Dur sambil tersenyum.

Bagi Gus Dur, ekspresi kultural seperti itu tak seharusnya dibaca sebagai ancaman politik. Justru, ia mengkritik keras aparat negara yang terlalu mudah tersinggung terhadap simbol-simbol kultural.

“Sepak bola saja banyak benderanya,” katanya lagi, menegaskan bahwa banyak simbol bisa berdampingan tanpa saling mengancam.

Ekspresi atau Ancaman?

Aksi pengibaran bendera One Piece bisa jadi hanyalah ekspresi rakyat yang merasa kecewa dengan kondisi negara. Bagi sebagian orang, simbol bajak laut itu menjadi lambang keberanian, petualangan, bahkan perlawanan terhadap ketidakadilan. Namun di mata pemerintah, simbol itu dianggap bentuk pemberontakan terselubung.

Apalagi, Menkopolkam Budi Gunawan menyadari bahwa ada kreativitas dalam aksi ini, namun tetap mengingatkan agar tidak melanggar batas:

“Kami mengapresiasi ekspresi kreativitas sekaligus mengimbau agar tidak menciderai simbol negara.”

Lantas apa yang disebut merdeka?

Saat rakyat dilarang berekspresi—bahkan lewat simbol fiksi—muncul pertanyaan besar: apa arti merdeka yang sesungguhnya? Apakah kemerdekaan hanya bisa dirayakan dalam bentuk seragam dan formalitas belaka? Atau, justru dalam kebebasan untuk menyuarakan kegelisahan, bahkan melalui simbol yang tidak biasa?

Seperti kata Gus Dur: “Pikiran Bapak yang harus berubah, apa susahnya menganggap Bintang Kejora sebagai umbul-umbul! Sepak bola saja banyak benderanya!,” ucap Gus Dur.

BACA JUGA: Ketika Bendera Bajak Laut One Piece Berkibar di Indonesia: Antara Ekspresi Budaya Pop dan Batasan Hukum

Mungkin, yang paling dibutuhkan negeri ini bukan hanya pengibaran bendera Merah Putih, tetapi juga pikiran yang merdeka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *