Kemendikdasmen: Semua Sekolah Wajib Terima Siswa Berkebutuhan Khusus

Tantangan

Meski pendidikan inklusi sudah berjalan selama dua dekade, Meike mengakui masih banyak tantangan. “Tiga tahun terakhir ini kami berupaya berlari, mempercepat sosialisasi dan advokasi untuk mengubah stigma bahwa pendidikan inklusi tidak efektif,” katanya.

Menurutnya, kendala utama terletak pada kompetensi guru dan kesiapan sekolah. “Kami terus berupaya mengurai masalah ini secara bertahap, termasuk melalui kebijakan dan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan,” tambahnya.

Dalam upaya meningkatkan kualitas guru, sejak 2023 pemerintah telah mengadakan pelatihan daring bagi guru yang tidak memiliki latar belakang pendidikan khusus. “Tahun 2024, kami bekerja sama dengan Western Sydney University untuk menyusun modul-modul pelatihan bersama Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,” ungkap Meike.

Hasilnya, lebih dari 400 ribu guru telah mengikuti modul dasar secara online, sementara modul lanjutan telah diikuti oleh 5 ribu guru. “Dari jumlah tersebut, 4.492 guru dinyatakan lulus. Namun, kebutuhan kita sebenarnya mencapai 17 ribu guru untuk melayani sekitar 175 ribu siswa disabilitas di sekolah reguler dan 52 ribu siswa di satuan pendidikan khusus,” paparnya.

BACA JUGA: KPII 2025 Resmi Dibuka, Tekankan Dua Dekade Pendidikan Inklusi di Indonesia

Terakhir, Meike menegaskan bahwa pendidikan inklusi tidak mengenal target jumlah sekolah. “Semua sekolah harus siap menerima siswa disabilitas. PR kita panjang, tapi jika semua pihak bekerja sama, tahap demi tahap, saya yakin bisa terwujud,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *