Desak Polisi
Tak hanya itu, Yusrinal juga mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas pelaku pelemparan batu terhadap bus Persik Kediri. Ia mempertanyakan motif tindakan kekerasan tersebut yang mencoreng nama klub.
“Polisi harus tangkap dan ungkap pelaku dan motif pelemparan. Jika pelaku kecewa karena Arema FC kalah, kenapa tidak ke kami langsung?” ujarnya.
Lebih lanjut, Yusrinal menyerukan perlunya perubahan dan introspeksi bagi semua pihak yang terlibat dalam perjalanan Arema FC. Ia menyatakan bahwa manajemen telah menjalankan berbagai forum komunikasi dan menerima masukan dari stakeholder.
“Ayo berpakta integritas. Jangan semua salah manajemen. Introspeksilah,” tegasnya lagi.
Sebagai penutup, Yusrinal mengungkapkan bahwa Arema FC tengah mempertimbangkan untuk tidak lagi bermain di Stadion Kanjuruhan pada sisa kompetisi Liga 1 musim ini. Keputusan tersebut muncul sebagai bentuk kekecewaan mendalam atas insiden yang mencederai martabat klub.
“Kami pertimbangkan masa depan Arema, termasuk kemungkinan tak bermain di kandang sendiri,” pungkasnya.






