RUANGBICARA.co.id – Ketegangan antara Iran dan Israel terus memanas sejak serangan rudal dan drone Iran ke wilayah Israel dari April hingga awal Juni 2025. Salah satu wilayah paling krusial yang kini terancam adalah Selat Hormuz, jalur pelayaran minyak terpenting dunia.
Lantas, bagaimana dampaknya terhadap ekonomi global dan Indonesia?
BACA JUGA:Â Prabowo Hentikan Ambisi Sumut, Empat Pulau Sengketa Balik ke Pangkuan Aceh
Potensi Bahaya
1. Gangguan Rantai Pasok Global
Pertama, konflik yang terjadi di Selat Hormuz dapat menghambat arus ekspor minyak dari negara-negara Teluk. Akibatnya, pasokan energi global terganggu dan harga minyak dunia melonjak. Kondisi ini tentu berdampak langsung pada banyak negara, termasuk Indonesia.
2. Kenaikan Harga Minyak Dunia
Kedua, jika aliran minyak mentah dari kawasan Teluk terganggu, harga minyak global bisa naik tajam. Lonjakan ini akan menambah beban subsidi energi pemerintah Indonesia dan mengganggu stabilitas anggaran negara.
3. Guncangan Pasar Keuangan
Ketiga, potensi perang Iran-Israel juga dapat mengguncang pasar keuangan internasional. Rupiah berisiko melemah terhadap Dolar AS, yang pada akhirnya meningkatkan biaya pinjaman luar negeri Indonesia.
Dampak Langsung
1. Tekanan pada Harga Energi
Sebagai negara pengimpor minyak, Indonesia akan langsung terdampak oleh kenaikan harga minyak dunia. Beban subsidi energi meningkat, dan anggaran negara bisa terganggu.
2. Nilai Tukar Rupiah Melemah
Pelemahan nilai tukar Rupiah membuat pinjaman luar negeri menjadi lebih mahal. Selain itu, arus modal asing bisa menurun, sehingga memengaruhi investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional.
3. Cadangan Devisa Bisa Terkuras
Tekanan eksternal serta tingginya permintaan valuta asing dari dalam negeri dapat mempercepat penurunan cadangan devisa Indonesia. Hal ini bisa mengganggu stabilitas ekonomi jika tidak segera diantisipasi.