Tantangan
Meski sebagian besar informasi kini bisa diakses secara digital, Farizqi mengakui masih ada tantangan. “Kadang orang bertanya di tempat yang salah. Misalnya, kenapa kalah tender padahal sudah memenuhi syarat. Nah, informasi itu sebenarnya ada di instansi penyelenggara tender, bukan di LKPP,” jelasnya sambil tersenyum.
Namun, di balik tantangan tersebut, ia menyimpan harapan besar agar Pameran KIP bisa terus berlanjut tahun depan. Menurutnya, kegiatan seperti ini menjadi wadah penting untuk memperluas edukasi publik mengenai keterbukaan informasi.
“Harapannya, pengunjungnya bukan hanya dari kementerian atau lembaga, tapi juga masyarakat umum. Kalau tahun depan ada lagi, kami ingin bawa tim verifikator supaya yang ingin langsung masuk e-Katalog bisa dibantu di tempat,” tutur Farizqi antusias.
Sebagai penutup, Farizqi menekankan pentingnya menjadikan pameran keterbukaan informasi sebagai ruang belajar bersama antara pemerintah dan masyarakat. Ia berharap tahun depan, LKPP bisa menampilkan lebih banyak inovasi yang mendukung transparansi, sekaligus melibatkan lebih banyak pihak dari berbagai latar belakang.
BACA JUGA: JAKI, Wajah Baru Jakarta Smart City untuk Layanan Publik yang Lebih Dekat
“Semoga tahun depan bisa lebih luas lagi. Tidak hanya pemerintah atau BUMN, tapi juga masyarakat umum bisa ikut,” pungkasnya.