Malang – Sudah hampir dua minggu sejak insiden pelemparan bus Persik Kediri oleh oknum suporter yang diduga Aremania usai pertandingan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, pada 11 Mei 2025. Namun, hingga kini belum ada kejelasan terkait siapa pelaku utamanya.
Oleh karena itu, pihak Manajemen Arema terus mendorong aparat kepolisian untuk segera mengusut tuntas kasus ini. General Manager Arema, Yusrinal Fitriandi, menyatakan pihaknya belum mendapat informasi terbaru dari pihak berwenang terkait perkembangan penyelidikan.
Sebagai akibat dari insiden tersebut, Arema FC harus menerima sanksi dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI. Sanksi tersebut berupa larangan menggelar laga kandang dengan penonton serta denda sebesar Rp20 juta. Hal ini menjadi pukulan bagi klub, terutama di tengah upaya mereka menjaga citra positif suporter.
BACA JUGA:Â Timnas Indonesia Panggil 32 Pemain untuk Hadapi Tiongkok dan Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Selanjutnya, Yusrinal mengungkapkan bahwa ketidakjelasan identitas pelaku justru menimbulkan tanda tanya besar. Tidak hanya pihak manajemen, namun Aremania, masyarakat Malang Raya, bahkan Persik Kediri pun ingin tahu siapa dalang di balik insiden tersebut.
“Ini kan sudah seminggu lebih, bahkan hampir dua minggu, tapi belum ketemu pelakunya. Dari klub, kami mendorong kepolisian untuk segera menangkap pelakunya, karena kita juga pengen tahu tersangkanya siapa dan motifnya apa,” kata Yusrinal, Kamis (22/5/2025).






