RUANGBICARA.co.id – Martin Luther lahir pada 10 November 1483, di Eisleben, Jerman, dalam sebuah keluarga yang sangat taat beragama. Ayahnya, Hans Luther, seorang penambang, berharap agar anaknya menjadi pengacara.
Namun, Luther memilih jalur yang berbeda dengan masuk ke biara dan menjadi seorang biarawan. Peristiwa besar terjadi pada tahun 1505 ketika Luther mengalami badai yang hampir merenggut nyawanya.
BACA JUGA:Â Misteri dan Kontroversi Grigori Rasputin: Dari Kehidupan Mistis hingga Pembunuhan Tragis
Dalam kondisi darurat tersebut, ia bersumpah untuk menjadi biarawan jika selamat. Keputusan ini membawanya ke Ordo Agustinian di Erfurt, di mana ia mendalami teologi dan filsafat.
Awal Mula Reformasi
Perubahan besar dalam sejarah dimulai pada awal abad ke-16 ketika Martin Luther mulai mengkritik praktik penjualan indulgensi oleh Gereja Katolik. Indulgensi, yang berupa surat pengampunan dosa yang bisa dibeli, dianggap Luther sebagai bentuk penyelewengan kekuasaan gereja.
Pada 31 Oktober 1517, Luther memublikasikan 95 Tesis yang mengkritik praktik tersebut dan ajaran Gereja Katolik lainnya. Tindakan ini, dengan memakukan tesis di pintu Gereja Kastil Wittenberg, dianggap sebagai awal mula Reformasi Protestan. Luther menekankan bahwa keselamatan diperoleh melalui iman, bukan melalui penjualan indulgensi.
Konflik dengan Gereja Katolik
Tidak lama setelah itu, kritik Luther terhadap Gereja Katolik menimbulkan reaksi keras. Paus Leo X mengecam Luther dan mengeluarkan bulla kepausan yang memerintahkannya untuk mencabut ajarannya. Namun, Luther menolak untuk tunduk dan menghadapi Diet Worms pada tahun 1521, di mana ia diminta untuk menarik kembali ajaran-ajarannya.
Dengan tegas, Luther menyatakan, “Di sini aku berdiri, aku tidak bisa melakukan hal lain. Tuhan menolong aku. Amin.” Sebagai akibat dari penolakannya, Luther diasingkan oleh Gereja Katolik dan dijadikan buronan oleh Kaisar Romawi Suci, Charles V. Selama pengasingan, Luther bersembunyi di Kastil Wartburg di bawah perlindungan Pangeran Frederick dari Saxony.
Terjemahan Alkitab dan Pengaruhnya
Selama masa pengasingannya di Kastil Wartburg, Luther menerjemahkan Perjanjian Baru ke dalam bahasa Jerman. Karya ini merupakan kontribusi besar Luther karena memungkinkan orang awam membaca dan memahami Alkitab dalam bahasa mereka sendiri, berbeda dengan sebelumnya yang hanya tersedia dalam bahasa Latin. Terjemahan ini menjadi fondasi bagi perkembangan bahasa Jerman modern dan memperkuat gerakan Reformasi di Eropa. Selain itu, Luther menulis banyak karya teologis yang menekankan prinsip sola scriptura (hanya Kitab Suci) dan sola fide (hanya iman) dalam kehidupan Kristen.
Pendirian Gereja Lutheran






