Kediaman pribadi mantan Perdana Menteri Khadga Prasad Sharma Oli dibakar massa, sementara mantan pemimpin lain, Sher Bahadur Deuba, mengalami luka-luka akibat serangan serupa. Tekanan yang terus meningkat memaksa Oli bersama tiga pejabat tinggi lain mengundurkan diri dari jabatannya.
Bandara Katmandú ditutup total, dan sejumlah menteri dievakuasi dengan helikopter militer ke lokasi aman. Situasi ini menandai kehancuran rezim komunis totaliter yang selama ini menguasai Nepal.
Di sisi lain, PBB melalui juru bicara Kantor HAM, Ravina Shamdasani, menyerukan investigasi transparan terhadap aksi kekerasan yang menelan banyak korban jiwa tersebut.
BACA JUGA:Â Rupiah Tembus Level Stabil, Menguat Tipis di Tengah Sentimen Positif Pasca Demo
Gelombang protes di Nepal kini banyak dibandingkan dengan kondisi di Kuba, di mana krisis ekonomi dan kelangkaan pangan masih berlangsung, namun rakyat belum berani melawan rezim represif. Kekacauan di Katmandú mencerminkan bagaimana rakyat Nepal memilih jalan kekerasan sebagai bentuk perlawanan terakhir terhadap pemerintahan yang dianggap otoriter.
