RUANGBICARA.co.id, Jakarta – PT Solder Tin Andalan Indonesia (STANIA), anak perusahaan dari Arsari Tambang, resmi membuka pabrik solder pertamanya di kawasan Tunas Prima Industrial Estate, Batam. Pabrik ini menjadi simbol nyata komitmen sektor swasta dalam mendukung program hilirisasi mineral nasional.
Pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 6.500 meter persegi ini mulai dibangun pada Mei 2024. Kini, fasilitas tersebut telah siap memproduksi hingga 2.000 ton solder bar per tahun. Ke depannya, STANIA berencana memperluas kapasitas produksi hingga mencapai 16.000 ton per tahun, termasuk produk solder wire, powder, dan paste, dengan target pendapatan hingga Rp1 triliun.
BACA JUGA: Jejak Karier Indra Utoyo: Dari Inovator Digital ke Tersangka Korupsi
Dalam pernyataannya, Komisaris Utama Arsari Tambang, Hashim S. Djojohadikusumo, menegaskan pentingnya peran industri dalam mendukung keberlanjutan.
“Peresmian pabrik solder ini adalah wujud nyata komitmen kami dalam mendukung hilirisasi nasional dan menjawab tantangan global untuk transisi energi dan keberlanjutan. Ini adalah awal dari perjalanan panjang kami menuju industri pertambangan yang bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial,” ungkap Hashim, Sabtu (12/7/2025).
Fasilitas Ramah Lingkungan
PT STANIA menjadikan keberlanjutan sebagai prinsip utama dalam operasionalnya. Seluruh proses produksi menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) dari PLN yang telah tersertifikasi Renewable Energy Certificate (REC), menjadikan pabrik ini bebas emisi.
Lebih lanjut, desain bangunan juga mendukung efisiensi energi. Atap pabrik menggunakan material transparan yang memungkinkan pencahayaan alami secara maksimal.
Sementara itu, Direktur Utama Arsari Tambang, Aryo P. S. Djojohadikusumo, menyampaikan bahwa pendirian PT STANIA merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa industri tambang dapat menjadi pelopor keberlanjutan melalui teknologi ramah lingkungan dan kemitraan strategis,” tegas Aryo.






