RUANGBICARA.co.id, Bogor – Gunung Pancar, yang dikenal sebagai salah satu surga keanekaragaman hayati di Bogor, menyimpan keindahan alam menakjubkan mulai dari hutan pinus yang menjulang, anggrek liar yang menempel di pepohonan, hingga habitat satwa langka yang hanya dapat ditemukan di kawasan tertentu di Jawa Barat.
Namun di balik kekayaan flora dan fauna tersebut, kawasan ini masih belum lepas dari persoalan pungutan liar yang dikeluhkan wisatawan.
Terletak di Pegunungan Jonggol, Gunung Pancar memiliki ketinggian 300–800 meter di atas permukaan laut. Topografi yang landai hingga bergelombang curam, serta iklim dengan curah hujan 3.000–4.500 mm per tahun, menjadikan lingkungan ini ideal sebagai habitat tumbuhan dataran rendah.
BACA JUGA:Â Profil PT Agincourt Resources, Perusahaan Tambang yang Kini Disorot di Tengah Bencana Batang Toru
Vegetasi hutan alam yang masih terjaga menyimpan berbagai jenis tanaman khas Jawa: rasamala, beringin, puspa, jamuju, rotan, serta liana dan beragam tanaman epifit seperti anggrek hutan, paku sarang burung, hingga paku tanduk rusa.
Selain flora, Gunung Pancar merupakan rumah bagi satwa liar penting seperti owa jawa, surili, jelarang, elang, ayam hutan, hingga enggang. Keberadaan flora dan fauna tersebut menjadikan kawasan ini lokasi favorit pengamat alam, peneliti, hingga pencinta burung.
Tak hanya menawarkan hutan pinus sebagai latar foto, Gunung Pancar juga memiliki pemandian air panas alami, area perkemahan, jalur hiking, hingga wisata budaya seperti ziarah ke makam keramat Mbah Putih dan pertunjukan seni tradisional.
Lengkapnya sarana dan prasarana membuat Gunung Pancar menjadi destinasi wisata favorit warga Jabodetabek yang membutuhkan udara segar tak jauh dari ibu kota.






