Pemerintah Provinsi Jawa Timur kini mendorong berbagai program untuk memperkuat ekonomi petani, antara lain dengan memperluas akses pasar, memperkenalkan teknologi pertanian modern, serta mendorong penggunaan sistem digital untuk meningkatkan efisiensi. Upaya ini juga sejalan dengan langkah adaptasi terhadap perubahan iklim yang mulai berdampak pada pola tanam dan ketersediaan air.
Emil menjelaskan, Jawa Timur terus mengembangkan varietas tanaman yang tahan terhadap kekeringan serta memperbaiki sistem irigasi agar lebih efisien. Selain itu, pemerintah juga mengedukasi petani agar lebih bijak dalam menggunakan pestisida dan menjaga kesuburan tanah.
“Kemandirian pangan tidak cukup hanya dengan meningkatkan produksi. Kita juga harus memastikan pertanian kita berkelanjutan dan ramah lingkungan,” ujar Emil.
Ia menambahkan, diversifikasi pangan juga penting agar masyarakat tidak hanya bergantung pada beras. Provinsi ini mendorong konsumsi bahan pangan lokal seperti jagung, umbi-umbian, dan produk olahan hasil ternak sebagai bagian dari pola makan sehat dan beragam.
Dengan 48 gunung, lebih dari 500 pulau, serta ribuan desa dan kelurahan, Jawa Timur memiliki potensi luar biasa di sektor pertanian dan peternakan. Emil menyebut, Jawa Timur adalah miniatur Indonesia: beragam, produktif, dan penuh tantangan.
BACA JUGA: Antusias Pengunjung Pameran KIP 2025 Tembus 1.000 Orang, Banyak yang Ingin Tahu Program Pemerintah
“Jawa Timur bukan hanya lumbung pangan nasional, tapi juga laboratorium inovasi pangan Indonesia,” kata Emil menutup. “Kemandirian daerah harus berawal dari kemampuan menyediakan pangan bagi rakyatnya sendiri.”