RUANGBICARA.co.id – Tahun ini, layar bioskop Indonesia menyajikan duel animasi yang tak biasa. Di satu sisi, hadir Merah Putih: One For All, karya animasi lokal yang mengangkat semangat nasionalisme menyambut HUT RI ke-80. Di sisi lain, ada Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Infinity Castle, raksasa anime Jepang yang sudah mendunia dan siap menutup saga panjangnya.
Menariknya, kedua film ini dirilis pada Agustus 2025 dengan jarak hanya beberapa minggu. Pertanyaannya, mampukah bendera Merah Putih berkibar sejajar dengan pedang Nichirin milik Tanjiro di layar lebar?
BACA JUGA:Â Kemendikdasmen: Semua Sekolah Wajib Terima Siswa Berkebutuhan Khusus
Film Merah Putih: One For All bercerita tentang delapan anak dari berbagai penjuru nusantara yang harus menyelamatkan bendera pusaka menjelang upacara 17 Agustus. Dukungan datang dari Kemenparekraf dan Yayasan Perfilman Usmar Ismail, menandakan film ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga membawa misi kebudayaan.
Kelebihan film ini terletak pada tema kebangsaan yang jarang diangkat dalam dunia animasi. Selain itu, representasi keberagaman Indonesia terlihat dari bahasa, kostum, hingga latar budaya yang ditampilkan. Momen rilis yang berdekatan dengan Hari Kemerdekaan juga membangkitkan rasa bangga terhadap tanah air.
Meski begitu, kekurangannya terlihat pada kualitas animasi yang menuai kritik. Trailer dinilai kaku dengan ekspresi karakter yang kurang hidup. Bahkan, netizen membandingkannya dengan Jumbo, animasi Indonesia sebelumnya yang dianggap lebih rapi. Tantangan lainnya adalah menarik minat penonton muda yang sudah terbiasa dengan kualitas anime Jepang atau Pixar.