Berkat perawatan yang tepat, ia kini telah pulih sepenuhnya. Tak hanya itu, seorang pasien perempuan berusia 20 tahun juga bersyukur karena benjolan di payudaranya telah diangkat dengan teknik minimal invasif tanpa rasa sakit dan terbukti bukan kanker.
Pentingnya Ketelitian
Dalam kesempatan tersebut, Profesor Xu Kecheng menegaskan prinsip utama rumah sakitnya, yakni memilih metode pengobatan yang tepat, tidak menambah penderitaan pasien, serta selalu meninjau ulang diagnosis untuk menghindari kesalahan.
Ia mengisahkan seorang pasien Indonesia yang sebelumnya telah menjalani operasi dan kemoterapi akibat diagnosis kanker payudara invasif. Namun, setelah ditinjau ulang di Royallee Cancer Hospital, diagnosis tersebut ternyata keliru, sehingga pasien tidak perlu menjalani terapi radiasi.
Selain menjenguk pasien, Konjen Ben juga berkeliling melihat fasilitas rumah sakit. Ia berharap Prof. Yenni Thamrin dapat menjadi jembatan dalam memperkuat kerja sama medis antara Indonesia dan Tiongkok.
Prof. Yenni sendiri telah mendirikan “Pusat Layanan Medis Indonesia-Tiongkok Internasional” untuk membantu pasien Indonesia mendapatkan informasi medis yang akurat serta akses ke layanan kesehatan yang tepat di Tiongkok.
BACA JUGA:Â Rocky Gerung Soroti RUU TNI: Militerisasi atau Reformasi?
Dalam kunjungan ini, para mahasiswa Indonesia di Guangzhou turut menunjukkan antusiasme mereka. Mereka berbagi perkembangan studi serta berkomitmen untuk berkontribusi dalam pengembangan kerja sama kedua negara.

Kunjungan ini ditutup dengan tur fasilitas rumah sakit dan sesi foto bersama seluruh delegasi. Momen haru dan kebersamaan ini semakin mempererat hubungan antara komunitas Indonesia di Guangzhou serta memperkuat harapan bagi para pasien untuk mendapatkan pengobatan terbaik.

 
																						




