Pasca Lebaran, Nasib Supir Truk Pelabuhan Tanjung Priok Kian Rumit, Mahalnya Tarif Masuk Hidup Makin Sulit

Jakarta – Usai masa libur Lebaran 2025, para supir truk yang menjadi tulang punggung distribusi logistik nasional kembali menjalankan aktivitasnya. Namun, kembalinya mereka ke jalan bukan berarti membawa angin segar.

Di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, para supir justru dihadapkan pada permasalahan yang kian rumit—tingginya tarif masuk pelabuhan yang makin memberatkan dari tahun ke tahun.

Tak hanya harus menghadapi kemacetan dan jam kerja panjang, para supir kini tertekan oleh beban biaya operasional yang meningkat drastis.

Salah satunya adalah tarif Pass Access System (PAS) Pelabuhan Tanjung Priok yang terus merangkak naik setiap tahun tanpa adanya penyesuaian terhadap uang jalan dari perusahaan.

BACA JUGA: Balik Lebih Cepat ke Jakarta, Vanya Pilih Disiplin Meski Mudik Tak Nyaman

“Dulu tahun 2019 cuma Rp5.000, naik jadi Rp10.000 tahun 2023, lalu Rp13.500, akhir 2024 Rp17.000, dan sekarang tahun 2025 ini sudah Rp20.000. Gak bisa bayar tunai lagi, harus pakai e-toll,” ungkap Didi, seorang supir truk yang telah bertahun-tahun mengaspal di kawasan pelabuhan, saat ditemui Ruang Bicara, Senin (7/4/2025).

Menurut Didi, kondisi ini membuat mereka kesulitan untuk mencukupi kebutuhan harian, bahkan untuk sekadar membawa pulang uang ke keluarga. Kenaikan tarif masuk tidak diiringi dengan peningkatan uang jalan yang mereka terima dari perusahaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *