PBNU Tegaskan Etika Menafsirkan Hadis, Sindir Halus Aksi Gus Elham Yahya Cium Anak

RUANGBICARA.co.id, Jakarta – Aksi pendakwah Gus Elham Yahya yang mencium seorang anak dan viral di media sosial terus menuai pro dan kontra. Tindakan tersebut bahkan membuat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) turun tangan memberikan penjelasan terkait pemahaman hadis yang dijadikan dasar oleh sang pendakwah.

Ketua PBNU, Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur, menilai ada kesalahan dalam cara Gus Elham memahami hadis Rasulullah SAW tentang mencium anak. Ia menegaskan, konteks hadis tersebut sebenarnya merujuk pada anak kecil atau balita, bukan anak yang sudah beranjak besar.

BACA JUGA: Sowan ke Ketum PBNU, MA IPPNU Punya Agenda Besar Ini

“Dia (Gus Elham) salah paham soal hadis Rasulullah SAW tentang mencium anak. Harusnya itu balita, bukan anak yang beranjak besar. Etika mencium balita juga bukan di pipi atau bibir, tapi di dahi,” jelas Fahrur dalam talkshow di salah satu TV swasta, Kamis (13/11/2025).

Lebih lanjut, Fahrur menekankan bahwa setiap pendakwah atau dai wajib memahami hadis secara benar sebelum menyampaikan kepada umat. Menurutnya, penyampaian yang tidak tepat bisa menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat.

“Pendakwah atau dai wajib tahu dan bisa menerjemahkan hadis secara baik supaya tidak asal menerapkan kepada jemaah,” tegasnya.

PBNU juga mengingatkan agar para tokoh agama berhati-hati dalam membawa dalil ke ruang publik. Selain menjaga adab dan etika dakwah, ketepatan dalam menafsirkan konteks hadis sangat penting agar nilai-nilai Islam tidak disalahpahami.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *