Penguatan Mutu Ma’had Aly Jadi Fokus Forum Intisyar Dusturi di Yogyakarta

Posisi Ma’had Aly

Sementara itu, Prof. Nur Ichwan, akademisi dan Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, menilai bahwa posisi Ma’had Aly secara regulasi dan sejarah setara dengan universitas. Ia menyoroti pentingnya distingsi Ma’had Aly dalam konteks pendidikan Islam global.

“Karakteristik Ma’had Aly jelas: untuk kaderisasi ulama, penguatan keulamaan, baik dari segi metode maupun pendekatan khas pesantren,” ujarnya.

Lebih lanjut, Mahrus, Kasubdit Pendidikan Ma’had Aly sekaligus penanggung jawab kegiatan, menjelaskan bahwa forum ini bukan sekadar tempat menyampaikan regulasi. Menurutnya, forum ini adalah ruang konsolidasi arah dan kesadaran kelembagaan.

“Ma’had Aly punya ruh, punya khittah, dan membutuhkan cara berpikir yang khas. Ia tidak bisa disamakan begitu saja dengan pendidikan tinggi umum,” ungkap Mahrus.

Ia juga menegaskan bahwa regulasi seharusnya memerdekakan, bukan membebani. Maka dari itu, Majelis Masyayikh dan Subdit hadir sebagai pelayan, bukan sekadar pengatur dari atas.

Di penghujung acara, Ahmad Bahiej, Kepala Kanwil Kementerian Agama DIY, menyampaikan pandangan bahwa Ma’had Aly memiliki peran besar dalam membangun peradaban Indonesia.

“Di dalam Ma’had Aly, tradisi keilmuan ditanamkan, akhlak dipupuk, dan wawasan kebangsaan diasah. Kita sedang menata ulang peradaban, dan Ma’had Aly adalah salah satu pondasi utamanya,” tutur Ahmad Bahiej.

Ia juga menyatakan kebanggaannya atas terselenggaranya forum ini di Yogyakarta, yang dianggap sebagai ruang pertemuan nilai lama dan semangat pembaruan.

Selama tiga hari, para peserta mendalami filosofi regulasi, berbagi praktik tata kelola yang baik, serta menyusun strategi implementasi berbasis konteks lokal. Kegiatan ini diikuti oleh Majelis Masyayikh, Direktorat Pesantren, Kanwil Kemenag DIY, para mudir Ma’had Aly, dan Ketua Asosiasi Ma’had Aly dari berbagai daerah.

Forum ditutup dengan komitmen bersama untuk menjaga khittah Ma’had Aly, memperkuat sistem mutu khas pesantren, dan membangun pendidikan tinggi Islam yang tidak hanya kuat secara regulatif, tetapi juga bermakna secara spiritual dan ilmiah.

BACA JUGA: Kemenag Mulai Cek Kesehatan Gratis di Sekolah, Targetkan 12,5 Juta Siswa Lintas Agama

“Kalau kita menjaga mutu Ma’had Aly, kita sedang menjaga masa depan ulama. Dan kalau ulama terjaga, maka bangsa ini akan lebih beradab,” pungkas Gus Rozin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *