RUANGBICARA.co.id – Sumitro Djojohadikusumo adalah tokoh penting dalam sejarah ekonomi dan pembangunan Indonesia.
Dikenal sebagai ayah dari Prabowo Subianto, Sumitro tidak hanya berperan dalam dunia politik, tetapi juga menjadi ekonom yang berpengaruh dalam merumuskan kebijakan ekonomi negara.
BACA JUGA:Â Kontroversi Tiga Menteri Prabowo yang Baru Dilantik
Profil
Sumitro Djojohadikusumo lahir pada 29 Mei 1917 di Kebumen, Jawa Tengah. Ia berasal dari keluarga terpandang yang sangat menghargai pendidikan.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di Indonesia, Sumitro melanjutkan studi di Belanda, di mana ia meraih gelar PhD di bidang ekonomi dari Nederlandsche Economische Hogeschool pada tahun 1943.
Disertasinya berjudul The People’s Credit Service during the Depression menjadikannya salah satu ekonom Indonesia pertama yang memperoleh gelar doktor.
Kiprah dalam Politik dan Ekonomi
Setelah kemerdekaan Indonesia, Sumitro aktif dalam merumuskan kebijakan ekonomi. Pada era 1950-an, ia dikenal sebagai salah satu ekonom yang mendorong industrialisasi dan modernisasi ekonomi Indonesia.
Ia memegang jabatan strategis, seperti Menteri Perdagangan dan Menteri Keuangan. Sebagai Menteri Keuangan dari 1948 hingga 1950, Sumitro menghadapi tantangan inflasi dan ketidakstabilan ekonomi.
Sebagai Menteri Perdagangan (1950-1951), ia berusaha mendorong produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor. Salah satu kebijakan pentingnya adalah industri substitusi impor, yang bertujuan menggantikan barang impor dengan produk lokal.
Perselisihan dengan Soekarno
Meskipun Sumitro memiliki kontribusi besar dalam ekonomi, pandangannya berbeda dengan kebijakan Presiden Soekarno yang lebih terpusat.

 
																						




