Jakarta – Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin, menyatakan bahwa bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite masuk dalam kategori BBM kotor. Pernyataan ini mengejutkan banyak pihak, terutama para pengguna BBM tersebut.
Rachmat Kaimuddin menjelaskan bahwa tingginya kandungan sulfur dalam Pertalite menjadi penyebab utamanya, yaitu mencapai 500 ppm (parts per million). Angka ini jauh melampaui standar yang dianjurkan sebesar 50 ppm.
BACA JUGA:Â Menghemat APBN Jadi Alasan Pembatasan BBM Bersubsidi?
“Kami akan menghilangkan BBM subsidi dengan kandungan sulfur tinggi secara bertahap,” ujarnya pada Selasa (17/9/2024).
Ia menambahkan bahwa mereka akan menggantinya dengan BBM yang memiliki kadar sulfur lebih rendah agar kualitasnya meningkat, namun harga jualnya tetap terjangkau.
Selain Pertalite, Pertamax yang memiliki RON 92 dan sering dianggap sebagai BBM berkualitas tinggi, ternyata juga memiliki kandungan sulfur di atas standar. Kandungan sulfur dalam Pertamax mencapai 130 ppm. Hal ini semakin menguatkan kekhawatiran tentang kualitas BBM yang beredar di pasaran.
Dampak Sulfur Tinggi pada Mesin dan Lingkungan
Berbagai sumber menunjukkan bahwa kandungan sulfur yang tinggi dalam BBM dapat merusak mesin kendaraan dalam jangka panjang. Selain itu, penggunaan BBM dengan sulfur berlebihan berdampak buruk pada lingkungan dan kesehatan manusia.